Penerapan Sistem Tata surya, rotasi, dan revolusi Bumi Bagi Siswa SD
MAKALAH
KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA DAN KIMIA
“Penerapan Sistem Tata surya,
rotasi, dan revolusi Bumi Bagi Siswa SD”
Disusun Oleh :
Aura Izzatul Jannah (23129013)
Dosen Pengampu:
Hj. Prof. Dr. Risda Amini, M.Pd
Aissy putri Zulkarnaini, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
T.A 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul “Tata
surya, rotasi, dan revolusi Bumi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah.
Penulis menyadari
bahwa selama penulisan makalah ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yakni Hj. Prof. Dr. Risda Amini, M.Pd yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis sampai makalah ini selesai. Penulis juga
banyak berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu memberikan
aspirasi dan idenya dalam penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu.
Besar harapan
penulis mengenai referensi yang disiapkan, namun penulis sadar bahwa apa yang
disiapkan ini masih jauh dari harapan pembaca. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.
Padang, November 2024
Aura Izzatul Jannah
DAFTAR ISI
B. Definisi
Terbentuknya Tata Surya Menurut Ahli
F. Penerapan Bagi
Siswa SD…………………………………………………………….31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem
Tata Surya merupakan sebuah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai
pusatnya, dan berbagai benda langit yang mengorbit di sekitarnya. Benda-benda
langit ini meliputi planet, asteroid, komet, dan berbagai objek langit lainnya.
Sistem Tata Surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari awan gas
dan debu yang runtuh karena gravitasi.
Matahari,
bintang pusat Tata Surya, merupakan sumber energi utama yang memberikan cahaya
dan panas bagi Bumi dan planet-planet lainnya. Matahari memiliki massa yang
sangat besar, sehingga memiliki gravitasi yang kuat yang mengikat semua benda
langit di Tata Surya.
Bumi,
planet ketiga dari Matahari, adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki
kehidupan. Bumi memiliki berbagai karakteristik unik yang mendukung kehidupan,
seperti air cair, atmosfer yang stabil, dan jarak yang tepat dari Matahari.
Rotasi
Bumi adalah gerakan Bumi berputar pada sumbunya sendiri. Rotasi Bumi
membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyelesaikan satu putaran, yang
mengakibatkan siklus siang dan malam. Karena rotasi Bumi, bagian Bumi yang
menghadap Matahari mengalami siang, sedangkan bagian yang membelakangi Matahari
mengalami malam.
Revolusi
Bumi adalah gerakan Bumi mengelilingi Matahari. Revolusi Bumi membutuhkan waktu
sekitar 365,25 hari untuk menyelesaikan satu putaran, yang mengakibatkan
perubahan musim di Bumi. Karena kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang
orbitnya, setiap belahan Bumi menerima intensitas cahaya Matahari yang berbeda
sepanjang tahun, yang menyebabkan perbedaan musim.
Pemahaman
tentang sistem Tata Surya, rotasi, dan revolusi Bumi sangat penting dalam
berbagai bidang, seperti astronomi, geografi, dan klimatologi. Pengetahuan ini
membantu kita memahami berbagai fenomena alam, seperti perubahan musim, pasang
surut, dan pergerakan benda langit.
B. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan apa
yang di maksud dengan tata surya?
2.
Jelaskan
bagaimana sistem penyusunan tata surya?
3.
Jelaskan apa
yang di maksud dengan rotasi dan revolusi bumi?
4.
Apa itu Gerak
Rotasi dan Gerak Revolusi Bumi?
5.
Bagaimana penerapannya bagi siswa SD?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan tata surya
2.
Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan bagaimana sistem penyusunan tata surya
3.
Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan rotasi dan revolusi bumi?
4.
Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan itu Gerak Rotasi dan Gerak Revolusi Bumi?
5.
Untuk mengetahui cara penerapan dalam kehidupan siswa SD
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
Pengertian
Tata Surya
Tata Surya merupakan kumpulan benda
langit yang terdiri atas Matahari dan semua objek yang berputar
mengelilinginya, termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit
berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Semua objek ini berputar di sekitar matahari karena adanya gaya
tarik gravitasi. Tata surya sebagai sistem antariksa yang saling terikat
gravitasi dimana terdapat matahari dan benda-benda langit yang mengitarinya
secara langsung maupun tidak langsung. Dari sekian banyak benda langit yang
mengitari matahari secara langsung, terdapat benda langit yang paling besar
yang dinamakan dengan planet.
Bulan merupakan benda langit yang mengitari matahari secara tidak
langsung, bulan merupakan satelit alami planet yang mengitari planet. Terdapat
delapan planet besar yang mengitari matahari dengan lebih dari 160 buah bulan
yang sudah diketahui, 5 atau lebih planet katai (dwarf planet), serta jutaan
asteroid dan komet. Secara bersama-sama, semua benda langit tersebut membentuk
tata surya yang menempati ruang angkasa dengan diameter 15 triliun kilometer.
Bagian yang terdekat dengan matahari adalah bagian sistem yang
berbentuk piringan dimana seluruh planet berada pada bagian ini. Pada daerah
yang lainnya yang jauh dari matahari, terdapat awan Oort, yakni daerah
berbentuk bola yang menjadi tempat kedudukan komet.
B.
Definisi
Terbentuknya Tata Surya Menurut Ahli
1.
Teori
Planetesimal oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Astronom Forest R. Moulton (1872-1952)
Menurut hasil penelitian para ahli ini tata surya terbentuk karena
adanya benda langit lain yang lewat cukup dekat dengan matahari pada saat awal
pembentukan matahari. Akibat dari kedekatan benda langit tersebut dengan
matahari mengakibatkan adanya tonjolan pada permukaan matahari.
Dengan adanya bantuan bintang yang dekat dengan matahari akan
memberikan efek gravitasi sehingga terbentuknya dua lengan spiral yang
memanjang pada matahari. Setelah itu sebagian besar materi akan
tertarik kembali, dan sebagian benda langit lainnya akan tetap di orbit akan
mendingin dan memadat dan akan menjadi benda-benda berukuran kecil yang disebut
dengan planetisimal.
Beberapa benda planet lainnya yang berukuran besar disebut dengan
proto planet. Dan objek-objek tersebut akan bertabrakan dari waktu ke waktu dan
akan membentuk bulan dan planet dan sisa dari materi lainnya menjadi komet dan
asteroid.
2.
Teori Awan Debu
oleh Carl Von Weizsaeker (1940) dan Gerard P Kuiper (1950)
Menurut hasil penelitian para ahli ini tata surya terbentuk dari
gumpalan gas dan debu kemudian gumpalan awan mengalami penyumbatan dan pada
proses penyumbatan tersebut partikel-partikel debu akan tertarik masuk ke
bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan kemudian mulai terikat yang akan
membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan bagian tepi nya yang tipis.
Lalu partikel-partikel di bagian tengah cakram akan saling menekan
dan kemudian menimbulkan panas dan berpijar , dan bagian inilah yang akan
menjadi matahari. Sementara itu bagian yang luar akan berputar sangat cepat
sehingga akan terpecah-pecah membentuk gumpalan yang lebih kecil dan gumpalan
kecil ini akan terikat dan kemudian membeku yang akan menjadi planet-planet.
3.
Teori Nebule
(Teori Kabut) oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)
Menurut hasil penelitian para ahli ini tata surya melalui proses
yaitu matahari dan planet berasal dari kabut yang berpijar yang terikat di
dalam jagat raya. Karena berupa kabut yang berbentuk bulat seperti bola yang
besar dan jika semakin bola itu mengecil akan semakin cepat putarannya.
Lalu akibatnya bentuk bola tersebut mendekat pada kutubnya lalu
melebar di bagian equatornya sehingga bagian massa dari kabut gas menjauh dari
gumpalan intinya dan akan membentuk gelang-gelang pada sekeliling bagian utama
kabut kemudian gelang-gelang tersebut akan membentuk gumpalan yang akan menjadi
planet-planet dan satelit. Sedangkan bagian tengah yang masih berpijar akan
selalu membentuk gas pijar yang disebut dengan matahari.
C.
Anggota Sistem
Tata Surya
Sebagian besar astronom yakin bahwa seluruh anggota tata surya dari
matahari hingga asteroid yang paling kecil, terbentuk dari awan gas dan debu
yang sangat besar dan berputar yang dinamakan nebula matahari. Proses ini
diawali sekitar 5 miliar tahun yang lalu saat matahari mulai terbentuk.
Planet-planet dan objek-objek lain terbentuk dari bahan-bahan yang tidak
membentuk matahari.
Sekitar 500 juta tahun kemudian, ketika pembentukan tata surya
hampir selesai, hanya 0,002% nebula matahari awal yang tertinggal, selebihnya
terlempar ke angkasa luar.
Sistem tata surya memiliki banyak benda-benda langit yang
mengelilingi tata surya, bagian-bagian dari langit itu berjalan sesuai dengan
strukturnya yang secara teratur yang saling melengkapi satu sama lain agar
tidak menimbulkan kerusakan pada anggota-anggota planet lainnya.
Gambar 1.1 (Sitem Tata Suraya)
sumber: https://www.britannica.com/science/solar-system
1.
Matahari
Gambar 1.2 (Matahari)
Matahari merupakan anggota penting dalam tata surya yang merupakan
komponen utama dalam tata surya. Matahari juga disebut sebagai induk di dalam
tata surya . Matahari memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi.
Dengan memiliki
ukuran massa yang besar ini menimbulkan kepadatan inti yang besar agar bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menimbulkan sejumlah energi yang
dahsyat.
Kemudian energi
ini dipancarkan ke luar angkasa radiasi elektromagnetik dan termasuk spektrum
magnetik. Matahari juga memiliki lapis lapisan-lapisan yaitu :
·
Bagian Inti
Bagian inti adalah lapisan paling dalam pada matahari yang memiliki suhu 14
juta kelvin, dan inti core ini merupakan tempat terjadinya reaksi nuklir yang
akan menghasilkan energi yang sangat besar.
·
Fotosfer adalah
lapisan yang masih memiliki energi panas yang dahsyat yang suhunya sekitar 6000
kelvin yang memiliki ketebalan sekitar 300 km. Dan fotosfer merupakan bagian
matahari yang dapat dilihat, namun kita tidak bisa selalu menatap matahari
secara langsung karena dapat menimbulkan kerusakan mata.
·
Kromosfer
adalah lapisan bagian atmosfer matahari yang memiliki suhu 4.500 kelvin dan
memiliki ketebalan 2.000 kilometer.
·
Korona adalah
lapisan luar matahari yang tidak terlalu memberikan energi panas karena korona
memiliki suhu 1 juta kelvin serta memiliki ketebalan 700.000 km. Energi panas
yang selalu dipancarkan matahari memungkinkan adanya kehidupan di bumi. Dan
tanpa pemantulan cahaya matahari. Jadi kita tidak bisa melihat anggota-anggota
lain dari tata surya hanya yang tampak saja seperti bintang, meteor dan komet.
2.
Planet-planet
a.
Merkurius
Gambar 1.3
(Merkurius)
Sumber: https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.rZZszoM2vgFu1itPkdov-QHaGq&pid=Api&P=0&h=180
Planet
Merkurius merupakan planet yang terdekat dengan matahari yang memiliki jarak
sekitar 58 juta kilometer dari matahari. Planet merkurius ini tidak dapat
dilihat hanya dengan kasat mata. Merkurius biasa bisa di lihat ketika disaat
waktu fajar dan waktu senja. Merkurius adalah planet yang terkecil diantara
planet yang lainnya.
Merkurius hanya
memiliki 4.862 km, pada permukaan merkurius memberikan energi yang panas dan
kering. Merkurius akan bergerak mengelilingi matahari 1 kali putaran
membutuhkan waktu 88 hari dan akan berotasi dengan periode rotasi 59 hari
karena merkurius tidak memiliki satelit. Merkurius melakukan gravitasi pada
permukaan bumi sekitar sepertiga gravitasi.
b.
Venus
Gambar 1.4 (Venus)
Planet
selanjutnya adalah Venus. Kamu pernah dengar ‘bintang kejora’? Itu merupakan
salah satu julukan dari planet Venus. Planet ini biasa terlihat dari Bumi pada
sore hari lho, guys. Terlihat seperti bintang, tapi tidak kerlap-kerlip.
Namun, atmosfer
planet Venus ini beracun, diisi dengan karbon dioksida dan diselimuti awan
tebal berwarna kuning yang mengandung asam sulfat. Awan tersebut membuat panas
terperangkap di dalamnya, hal inilah yang menyebabkan efek rumah kaca berlebih.
Itulah mengapa meskipun Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari,
namun Venus yang memiliki suhu paling panas di antara planet lainnya.
Ciri-ciri dari
planet Venust:
1.
Dijuluki
sebagai ‘bintang fajar’, ‘bintang sore’, dan ‘bintang kejora’;
2.
Planet kedua di
tata surya, setelah Merkurius. Planet terpanas di tata surya dengan suhu 900°F
(465°C).
3.
Arah rotasinya
berbeda dari planet lain (berlawanan); Memiliki jarak lebih dari 67 juta mil
(108 juta km) dari Matahari;
Planet yang berwarna putih
kekuningan; Memiliki atmosfer yang tebal dan sebagian besar terdiri dari asam
sulfat dan karbon dioksida. Satu hari di Venus sama dengan 243 hari di Bumi.
Hal ini karena rotasi Venus yang berputar terbalik dari planet lainnya.
Sehingga, Matahari terbit di Venus bukan di timur, melainkan dari arah barat.
Sedangkan terbenam di arah timur.
c.
Bumi
Gambar 1.5 (Bumi)
Sumber: https://images.app.goo.gl/dJ74K3xcU8XbKfZA6
Bumi adalah
salah satu planet yang tidak memiliki ukuran terbesar, karena yang kita tempati
adalah bumi sehingga kita menganggap bumi adalah planet terbesar dengan adanya
jumlah penduduk yang tak terhitung.
Pada bumi ini
ada atmosfer yang melindungi dan campuran bahan kimia organik yang tepat untuk
melindungi pada lapisan matahari. Sehingga planet ini merupakan satu-satunya
planet dalam anggota tata surya yang dapat mendukung adanya kehidupan dan bumi
termasuk planet ketiga dalam urutan sistem tata surya.
Bumi adalah
planet yang paling dinamis yang dapat mendaur ulang diri nya sendiri dengan
suhu dan tekanan permukaan bumi memungkinkan adanya air dan bisa dijadikan
dalam bentuk cair, padat atau gas. Bumi memiliki diameter sekitar 12.700 km dan
akan berevolusi 365,25 hari serta rotasi nya dalam waktu 24 jam. Dan bumi hanya
memiliki satu satelit yaitu bulan.
Buku Bumi Dan
Tata Surya membahas berbagai susunan tata surya yang ada, beserta selum beluk
planet bumi, struktur bumi, serta bagian bumi yang penting untuk diketahui.
d.
Mars
Gambar 1.6 (Mars)
Sumber: https://images.app.goo.gl/NxpLPMTF7SY4ra9d9
Mars dijuluki sebagai ‘planet
merah’, Mars merupakan planet di urutan keempat dalam tata surya. Mars memiliki
atmosfer yang sangat tipis, dingin, berdebu, padang pasir atau gurun. Planet
Mars juga terkenal dengan gunung berapinya yang besar dan lembah yang dalam.
Bahkan planet ini merupakan yang paling sering terjadi badai angin dibandingkan
dengan planet lainnya. Ini dia ciri-ciri planet Mars diantaranya dijuluki
sebagai ‘planet merah’,
Memiliki permukaan yang berwarna
kemerah-merahan, karena berasal dari oksida besi, Komposisi atmosfernya
diantaranya karbon dioksida, nitrogen, argon, oksigen, dan uap air. Jarak
antara planet Mars dengan Matahari sekitar 228 juta km (142 juta mil). Planet
Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Mars tidak memiliki cincin.
Suhu planet Mars antara -113 sampai 0°C.
e.
Jupiter
Gambar 1.7 (Jupiter)
Sumber: https://images.app.goo.gl/gvz6tmzXrk2epN7T9
Jupiter adalah
planet kelima dalam urutan anggota tata surya . Jupiter merupakan planet yang
terbesar diantara planet yang lainnya. Jupiter memiliki garis tengah pada
permukaannya sekitar 142.860 km dan mempunyai volume sekitar 1.300 kali dari
volume bumi.
Dengan letak
jupiter lebih jauh dari planet yang lainnya, namun jupiter mudah dilihat dengan
kasat mata karena ukurannya yang sangat besar dan memantulkan lebih dari 70%
cahaya matahari yang diterimanya. Jupiter memiliki gas yang berwarna merah yang
akan berputar mengelilingi tengah-tengah planet jupiter yang akan membentuk
ikat pinggang merah raksasa yang kemudian menghasilkan badai besar di permukaan
jupiter. Untuk rotasi nya jupiter melewati masa rotasi selama 9,8 jam yang
sekitar 2,5 kali lebih cepat dibandingkan dengan bumi serta dengan revolusi nya
sekitar 12 tahun.
f.
Saturnus
Gambar 1.8 (Saturnus)
Sumber: https://images.app.goo.gl/Ge42KR8jnzgAzgGG8
Saturnus adalah
planet yang ke enam dalam urutan anggota tata surya. Saturnus merupakan planet
yang tercantik diantara planet lainnya karena saturnus memiliki cincin yang
mengelilingi planet karena ukuran cincinnya lebih besar dibandingkan dengan
planet yang lainnya. Karena pada saturnus terdapat banyak cincin-cincin kecil
yang berjumlah sampai ratusan. Cincin-cincin kecil yang ada di planet saturnus
ini tersusun dari gas beku dan butiran-butiran debu yang menurut para peneliti
merupakan peninggalan dari satelit yang lebih dulu yang sudah hancur karena
benturan dengan planet-planet yang lainnya.
g.
Uranus
Gambar 1.9 (Uranus)
Sumber: https://images.app.goo.gl/6X58Ru9pqjUKFcze8
Uranus adalah
planet yang ke tujuh dalam urutan anggota tata surya. Pada planet uranus ini
sangat berbeda dengan planet lainnya karena salah satu kutub dari planet uranus
ini menghadap ke matahari dan berotasi pada sumbu yang sebidang dengan bidang
edarnya yang mengelilingi matahari.
Uranus sebagai
planet yang pertama kali ditemukan dengan menggunakan teleskop. Meskipun planet
ini berada pada urutan ketujuh di dalam tata surya, namun Uranus adalah planet
yang paling dingin di antara planet lainnya. Planet ini memiliki ukuran 4 kali
Bumi. Berikut ciri-ciri dari planet Uranus diantaranya Planet dengan suhu
terendah, yaitu -224°C.
Memiliki
satelit sebanyak 27 buah. Diameter planetnya sebesar 50.724 km. Berwarna biru
muda. Memiliki cincin redup vertikal. Berputar pada poros sejajar orbitnya.
Atmosfernya terdiri dari metana, inti padat metana beku. Jarak Uranus ke
Matahari sejauh 1,8 miliar mil (2,9 miliar km. Uranus membutuhkan 17 jam Bumi
untuk berotasi pada porosnya, dan membutuhkan 84 tahun Bumi untuk mengorbit
Matahari.
h.
Neptunus
Gambar 1.10 (Neptunus)
Sumber: https://images.app.goo.gl/nzTf6V7DWwg9o84f8
Neptunus adalah
planet yang ke delapan dalam urutan anggota tata surya. Neptunus adalah planet
yang memiliki angin yang badai sehingga disebut dengan planet yang paling
berangin dalam tata surya. Sehingga bisa saja ada badai yang sangat besar yang
timbulnya dari planet ini. Planet ini memiliki ukuran jarak dari matahari yaitu
sebesar 4-500 jt km.
Untuk massa 16
jam. revolusi pada planet ini membutuhkan waktu selama 165 tahun serta yang
dibutuhkan untuk rotasinya adalah 16 jam . Planet neptunus ini memiliki
kesamaan dengan uranus memiliki atmosfer yang terdiri dari helium dan hidrogen
serta memiliki gas metana yang sama dengan planet neptunus. Pada planet neptunus
ini juga berbeda dengan lainnya, planet ini tidak memiliki batasan-batasan
antara lapisan-lapisannya.
3.
Asteroid
Gambar 1.11 (Asteroid)
Sumber: https://images.app.goo.gl/w1ufPPGTTXzSbGZC8
Asteroid adalah
bongkahan batu langit dan sisa logam dengan ukuran yang berbeda-beda dan tidak
beraturan sisa pembentukan tata surya di masa lalu. Sebagian dari asteroid yang
terdapat di tata surya berada di antara planet mars dan Jupiter. Mereka
bergerombol membentuk suatu gugusan mirip sabuk yang beredar bersama mengorbit
matahari.
Menurut
ahli lain juga mengatakan bahwa asteroid
merupakan sisa-sisa bahan pembentuk planet yang memiliki diameter sabuk sekitar
100 km. Dalam berevolusi, sabuk asteroid membutuhkan waktu selama tiga hingga
enam tahun dan jumlah steroid ini sangat banyak serta jarak antar satu asteroid
dengan asteroid lain ribuan kilometer.
Kelompok
asteroid tersebut sering disebut sabuk asteroid. Sabuk asteroid merupakan rumah
bagi ratusan ribu asteroid dari yang berukuran sekecil partikel debu kosmik
hingga yang sebesar miniatur planet.
Beberapa
asteroid tersebut diberi nama Ceres, Pallas, Juno, Eros, dan Vesta. Diameter
asteroid berkisar 1 hingga 750 km. massa keseluruhan asteroid hanya sekitar
0,001 massa bumi. Selain itu di antara orbit mars dan yupiter, asteroid juga
ditemukan di antara saturnus dan Uranus. Asteroid ini dinamakan Chiron.
Diperkirakan
bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tata surya
berjumlah total antara 1,1 hingga 1,9 juta. Asteroid terluas dalam sistem tata
surya sebelah dalam yaitu 1 Ceres dengan diameter 900-1000 km.
Dua asteroid
sabuk sistem tata surya sebelah dalam ialah dua Pallas dan empat Vesta. Vesta
merupakan asteroid sabuk paling utama yang terkadang terlihat oleh mata
telanjang. Massa seluruh asteroid sabuk utama diperkirakan sekitar kurang lebih
empat persen dari massa bulan.
4.
Satelit
Gambar 1. 12 (Satelit)
Sumber: https://images.app.goo.gl/u2Z1emAbCCth79cD7
Satelit berasal
dari bahasa latin ”Satelles” yang memiliki arti pelayan, atau seseorang yang
melayani pihak lain. Satelit memiliki pengertian yaitu benda langit yang
bergerak mengitari sebuah planet.
a.
Satelit Alam
Satelit alam adalah satelit yang
terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet.
Contohnya: bulan sebagai satelit bumi, titan sebagai satelit alam Saturnus.
Gambar 1.13
(Contoh satelit alami Bumi adalah Bulan)
Sumber: https://images.app.goo.gl/3Ugr6V9pZyTxfF9X9
b.
Satelit Buatan
Satelit buatan adlaah satelit yang
dibuat leh manusia dan digunakan untuk tujuan tertentu. Contohnya, satelit
cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan lain-lain.
Gambar 1.14 (Contoh
satelit buatan Bumi)
Sumber: https://images.app.goo.gl/uJ9CetsPAstXaqxt5
Pada umumnya
planet-planet dalam sistem tata surya memiliki beberapa satelit yang senantiasa
mengiringi. Hanya Merkurius dan Venus yang tidak memiliki satelit.
5.
Komet
Gambar 1.15 (Komet)
Komet merupakan
benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang berbentuk elips.
Komet menyerupai bintang dan sering disebut orang sebagai bintang berekor.
Komet tersusun atas gas, es, dan debu. Ketika komet bergerak mendekati
matahari, lapisan es pada komet menguap.
Kumpulan uap dan
debu itu terdorong oleh angina mengelilingi matahari sehingga menjauhi
matahari. Itulah sebabnya, saat komet mendekati matahari, ekornya berada di
depan. Panjang ekor komet dapat mencapai jutaan kilometer. Semakin mendekati
matahari maka ekor komet semakin panjang.
Jumlah komet di
angkasa diperkirakan lebih dari 100 miliar. Komet yang paling terkenal adalah
Halley. Komet yang muncul 76 tahun sekali. Selain Halley ada juga Komet Encke
yang muncul 3,3 tahun sekali, komet Biela muncul 6,6 tahun sekali, dan Kohoutek
muncul dua tahun sekali.
Astronom dari
Universitas Harvard, Fred Whipple, pertama kali mengusulkan pada tahun 1950
mengenai struktur komet yang berupa gumpalan es kotor berdiameter 1-10
kilometer karena tersusun dari berbagai senyawa seperti karbondioksida,
sianida, amonia, air, metana, serta berbagai macam logam yang bercampur dengan
batu dan debu.
Saat komet
bergerak mendekati matahari pada jarak kurang dari 3 SA, kemudian muncul
selubung gas dan debu yang berukuran 100.000 hingga 1 juta kilometer yang
disebut Coma. Dari kata inilah sebutan ‘Komet “ berasal. Gas dalam coma beragam
seperti CO, HCN, CH, CN, air dan formaldehid.
Coma ini
diselubungi oleh awan hidrogen yang memiliki ukuran jutaan kilometer dan muncul
dari disosiasi radikal hidroksil (OH) akibat radiasi matahari pada materi yang
ada di Coma.
Ketika jarak
komet kian mendekat ke matahari, maka muncul ekor komet akibat partikel yang
dipancarkan matahari menguapkan materi yang menyelubungi inti komet. Terdapat
dua ekor matahari yaitu ekor ion yang arahnya selalu menjauhi matahari, dan
ekor debu yang arahnya melengkung ke matahari akibat tarikan gravitasi
matahari.
Menurut catatan
sejarah, pengamatan komet telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Seiring
dengan perkembangan teknologi pengamatan, penemuan komet kini semakin banyak.
Sudah ada ribuan komet yang ditemukan sekarang ini.
Misal, komet
Shoemaker-Levy 9 yang sebagian materinya menabrak yupiter pada tahun 1994.
Komet tersebut ditemukan oleh pasangan Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David
Levy pada 23 Maret 1993. Tata cara penamaan yang lain adalah dengan menurut
tahun ditemukannya komet diikuti huruf kecil pada tahun ditemukannya. Misalnya,
komet ketujuh yang ditemukan pada tahun 2004 adalah 2004g.
6.
Meteor
Gambar 1.16 (Meteor)
Sumber: https://images.app.goo.gl/djjcT2QQKfZJU8ft8
Meteor merupakan benda angkasa yang berupa pecahan batuan angkasa
yang jatuh dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam
atmosfer bumi maka akan terjadi gesekan dengan udara sehingga benda tersebut
akan menjadi panas dan terbakar.
Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai pada
permukaan bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar pada
permukaan bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang
disebut dengan kawah meteorit contohnya kawah meteorit di Arizona Amerika
Serikat.
Di angkasa, banyak ditemukan benda-benda langit berukuran kecil
yang tidak memiliki lintasan tertentu. Benda yang bergerak bebas dengan
kecepatan tinggi ini disebut (meteoroid). Apabila benda ini tertarik oleh
planet yang memiliki atmosfer seperti bumi, maka benda tersebut akan berpijar
karena bergesekan dengan atmosfer. Benda yang berpijar tersebut dinamakan
meteor. Benda inilah yang sering kita lihat di angkasa, bergerak cepat.
Beberapa orang menyebut meteor sebagai bintang jatuh atau bintang pindah
tempat.
Apabila meteor tidak habis terbakar di atmosfer, maka akan sampai
di bumi. Batu meteor tersebut yang dinamakan meteorit. Karena batu meteor
tersebut bergerak dengan kecepatan yang tinggi, ditambah lagi dengan ukurannya
yang besar, maka ketika jatuh ke permukaan bumi biasanya menimbulkan suara yang
sangat keras seperti ledakan. Tabrakan ini juga bisa menyebabkan terbentuknya
sebuah kawah yaitu kawah meteor seperti yang berada di Australia.
D. Rotasi Bumi
Gambar 1.17 (Rotasi Bumi)
Sumber: https://images.app.goo.gl/ZoDqBJVrZNwpag8x7
Bumi adalah
salah satu planet, dari planet-planet dalam tata-surya, yaitu sebuah benda
langit seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang. Keberadaan Bumi di jagad
raya bukanlah berdiri sendiri serta bebas tetapi berhubungan dengan benda-benda
langit lainnya dan mendapat pengaruh dari hukum-hukum yang berlaku di alam
semesta.
Rotasi bumi
adalah gerakan bumi yang berputar mengelilingi sumbunya dengan nilai sekali
putaran adalah 24 jam sedangkan arah perputarannya berawal dari barat menuju
timur (rotasi lengkap berkisar 23 jam, 56 menit, 4,09 detik). Sama artinya
bergerak dengan kecepatan sekitar 0,5 km/detik. Ini dihasilkan dari perhitungan
sebagai berikut.
Akibatnya, Bumi
menghadapkan separuh bagiannya ke arah matahari sedangkan separuh lagi
membelakangi matahari. Pengaruh cepatnya gerakan rotasi tersebut membuat efek
penglihatan manusia terhadap objek angkasa bergerak dari timur ke barat yang
berarti bahwa gerakannya berbanding terbalik dari gerakan sebenarnya. Ini yang
disebut sebagai gerak semu benda-benda langit atau gerak semu harian.
Dalam sekali
putaran Bumi, seluruh tempat yang berada di khatulistiwa atau garis ekuator
akan mendapatkan lintasan yang paling panjang dimana panjangnya adalah 40.000
km sedangkan tempat yang dekat dengan daerah kutub maka lintasannya akan
semakin pendek. Lapisan atmosfer yang dekat dengan Bumi juga mengalami rotasi,
jika hal ini tidak terjadi maka makhluk hidup di Bumi akan merasakan terjangan
angina timur yang amat kencang seperti di khatulistiwa maka kecepatan angina
akan mencapai +/- 1667 km/jam.
a.
Akibat Rotasi
Bumi berotasi satu kali dalam 24 jam mengelilingi sumbunya dengan
arah dari barat ke timur. Kejadian ini menimbulkan pengaruh terhadap keadaan di
Bumi, antara lain:
1.
Peredaran Semu
Harian Benda Langit
Pergerakan
benda langit disebut sebagai peredaran semu harian. Dikatakan semu karena hanya
gerakan tersebut yang dapat teramati oleh mata tetapi pada kenyataannya gerakan
tersebut meurpakan kebalikan dari gerakan sebenarnya. Bintang menempuh lintasan
peredaran semunya memakan waktu 23 jam 56 menit atau disebut satu ahri bintang.
Periode peredaran semu harian matahari atau bulan bukan 23 jam 56 menit
melainkan satu hari matahari sama dengan 24 jam sehingga menunjukkan adanya
lebih panjang 4 menit dari periode satu hari bintang. Bulan lebih lambat dari
yang lain karena satu hari bulan bernilai 24 jam 50 menit atau hamper mencapai
25 jam. Perbedaan periode peredaran semua harian ini disebabkan kedudukan
bintang sejati selalu tetap di langit. Matahari memiliki edaran semua yang lain
karena adanya revolusi, sedangkan Bulan sebagai satelit alami untuk Bumi
memiliki edaran bulanan mengelilingi induknya (Bumi).
2.
Peristiwa
Siang-Malam
Dikarenakan
adanya peredaran semu harian membuat Bumi mengalami pergantian siang dan malam.
Seperti yang diketahui bahwa edaran semu harian matahari rata-ratanya 24 jam
atau disebut sebagai 1 hari. Panjangnya periode satu hari di khatulistiwa
hampir sama sepanjang tahunnya namun memiliki sedikit perbedaan karena lama
siang dan malam tidak selalu sama. Kadang siang lebih dari 12 jam yang membuat
malam kurang dari 12 jam dan begitupun sebaliknya.
3.
Perbedaan Waktu
Perbedaan waktu
yang digunakan sehari-hari adalah waktu matahari (syamsyiyah) ditinjau dari
garis meridian yang terdapat di kota Greenwich, Inggris dengan ketetapan garis
meridian 0º - 180º BT. Lingkaran tengah bumi adalah 360º, dapat diartikan bahwa
satu kali rotasi membutuhkan sekitar 24 jam atau 1440 menit. Dengan ini, setiap
1º akan bernilai 4 menit, setiap 10º akan bernilai 40 menit, dan 15º bernilai
60 menit atau 1 jam. Atas dasar ini maka ditetapkan pembagian waktu untuk
seluruh dunia.
4.
Perbedaan Arah
Angin Pasat
Angin pasat
merupakan angin tetap yang bertiup dari daerah subtropics ke daerah tropis.
Sehingga angin ini dapat dikatakan sebagai angin Utara dan angin Selatan.
Akibat rotasi, angina pasat berubah menjadi angin pasat timur laut dan angin
pasat tenggara dan membuat seluruh angin menjadi berbelok arah tiupannya. Angin
yang dari utara belok ke kanan sedangkan yang dari selatan belok ke kiri.
5.
Bentuk Bumi
yang Pepat
Bentuk Bumi
menjadi pepat di kedua kutubnya akibat putaran rotasi Bumi yang berbentuk
elipsoida. Ini dapat diperkirakan bahwa ketika Bumi masih berada dalam keadaan
lunak, rotasi sudah terjadi. Pengukuran menunjukkan untuk memperoleh jarak 1º
di dekat kutub lebih panjang daripada di ekuator. Sehingga ini membuat sumbu
Bumi lebih pendek dibandingkan garis ekuator.
6.
Perbedaan Besar
Gravitasi Bumi
Daerah kutub
mendapatkan gravitasi lebih kuat daripada di khatulistiwa dikarenakan kutub
lebih dekat dengan pusat bumi dan kutub seperti tidak mengalami perputaran
dengan Bumi karena tepat berada di sumbu Bumi. Dan umumnya, seluruh tempat di
Bumi akan mendapat gaya sentrifugal sementara di daerah kutub gaya ini bernilai
0 atau sama sekali tidak ada.
E.
Revolusi
Bumi
Gambar 1.18 (Revolusi Bumi)
Sumber: https://images.app.goo.gl/ZoDqBJVrZNwpag8x7
Bumi seperti
benda langit lainnya yang mengelilingi matahari sehingga Bumi memiliki bidang
orbit terhadap matahari yang dinamakan ekliptika. Orbit planet lain tidak
sebidang dengan ekliptika karena sudut antar bidang ekliptika dan bidang orbit
planet lain terdapat inklinasi. Periode revolusi adalah 365 hari 6 jam 9 menit
dan 10 detik atau disebut satu tahun siderik. Siderik itu sendiri berasal dari
kata sidus yang berarti bintang. Dinamakan seperti itu karena periode dihitung
berdasarkan ketika Bumi sedang berevolusi mengeliling matahari dengan awalan
dari titik yang lurus dengan sebuah bintang dan berhenti di titik itu lagi. Arah
revolusi Bumi itu negative, artinya jika berada di ruang angkasa di atas Kutub
Utara, maka akan terlihat bahwa Bumi beredar mengelilingi Matahari dengan arah
edaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. Dalam revolusi, sumbu Bumi akan
miring 66,5º terhadap ekliptika dengan arah kemiringan yang tetap.
a.
Akibat Revolusi
Dengan adanya revolusi Bumi maka mengakibatkan beberapa peristiwa
terjadi di Bumi, antara lain:
1.
Pergeseran
Matahari antara GBU dengan GBS
GBU atau garis
balik utara merupakan garis lintang 23,5º LU dan GBS atau garis balik selatan
merupakan garis lintang 23,5º LS. Matahari tidak selalu berada di khatulistiwa
untuk sepanjang tahun melainkan terjadi pergeseran ke utara atau ke selatan
Bumi. Dengan pergeseran terjauh adalah 23,5º LU/LS. Terdapat empat tanggal yang
menjadi acuan pergeseran lokasi Matahari yang mana Matahari bergeser dari
khatulistiwa menuju utara lalu ke khatulistiwa kembali lalu menuju selatan dan
kembali ke khatulistiwa lagi dan inilah menjadi alasan disebut garis balik.
2.
Perubahan
Panjang Siang dan Malam
Karena sumbu
Bumi yang miring terhadap ekliptika, lamanya siang hari tidak sama dengan
lamanya malam hari. Ketika posisi Matahari berada di sebelah utara atau di GBU,
maka Bumi belahan utara akan mendapatkan siang hari yang lebih panjang
dibandingkan Bumi belahan selatan dan begitu sebaliknya. Namun ketika berada di
khatulistiwa, maka lamanya siang dan malam adalah sama yaitu 12 jam siang dan
12 jam malam.
3.
Pergantian
Musim
Di daerah iklim
sedang atau subtropics makan akan terdapat empat musim yaitu musim panas, musim
gugur, musim dingin, dan musim semi. Ketika musim panas, maka waktu siang akan
lebih lama dibandingkan waktu malam dan begitupun sebaliknya ketika musim
dingin makan malam akan lebih panjang dibandingkan siang. Sedangkan wilayah
yang berada di tropis hanya memiliki dua musim yaitu kemarau dan hujan.
Bidang ekliptika dan bidang khatuistiwa langit saling berpotongan
sehingga membentuk sudut 23º30’ atau 23,5º di dua titik. Seperti pada 21 Maret,
maka seluruh tempat yang ada di dunia akan mendapatkan siang dan malam dengan
lama waktu yang sama. Ini dikarenakan batas bayangan tepat dari kutub ke kutub
membagi tiap garis lintang atas dua bagian yang sama dan kedudukan sumbu Bumi
sejajar dengan otomatis. Pada 21 Juni, KU Bumi akan menghadap ke arah matahari.
Akibatnya, lingkaran batas bayangan pada 23,5º dari kutub utara serta daerah
didalam lingkaran kutub menetap disinari selama 24 jam. Sehingga siang akan
lebih lama di utara dibandingkan selatan.
Pada 23 September, keadaan matahari akan kembali ke khatulistiwa
dan keadaan akan sama seperti pada 21 Maret. Pada 22 Desember, merupakan
kebalikan dari keadaan matahari pada 21 Juni yaitu matahari berada di selatan.
Maka dapat dikatakan bahwa siang di daerah selatan akan lebih panjang dibandingkan
di daerah utara. Di daerah tropika sendiri waktu antara siang dan malam tidak
terlalu besar selisihnya dan perbedaan suhu hampir tidak dirasakan. Sehingga 1
tahun di daerah tropis hanya terdapat dua musim saja.
4.
Peredaran Semu
Tahunan Matahari
Dapat diketahui
bahwa Matahari mengalami dua peredaran semu dalam sekali jalan. Untuk revolusi
sendiri, matahari beredar di antara bintang-bintang di bola langit dengan arah
dari barat ke timur, atau arah negative. Untuk satu kali putaran penuh
dibutuhkan waktu 365,4 hari. Peredaran matahari ini dapat dilihat melalui rasi
bintang sehingga peredaran semu tahunan Matahari berarti peredaran Matahari
dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain dengan arah negative
sepanjang ekliptika. Satu putaran memakan waktu satu tahun siderik, sama dengan
periode revolus Bumi.
5.
Zodiak dan
Rasi-Rasi Bintang
Di sepanjang
ekliptika (kira-kira 10º di kiri dan kanan) terdapat dau belas rasi bintang
yang pada zaman dahulu semua diberi nama binatang. Karena itu, ke-duabelas rasi
yang membentuk “ikat pinggang” di bola langit disebut sebagai zodiac atau
mintakulburudj atau “ikat pinggang hewan-hewan”. Sesuai dengan itu, ekliptika
dibagi dalam dua belas bagian yang masing-masing berupa busur sebesar 30º dan
disebut tanda zodiac yang memiliki nama sesuai dengan rasi yang terdapat di
dekatnya.
6.
Tarikh Matahari
Akibat revolusi
terdapat perhitungan Tarikh Matahari (syamsiyah atau solar calender). Periode
satu tahaun pada Matahari adaalh 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, disebut satu
tahun tropic. Satu tahun tropic merupakan periode edaran semu tahunan Matahari
dari titik Aries sampai kembali ke titik Aries lagi. Karena presesi bumi, Aries
selalu bergeser dengan arah positif pada ekliptika. Membuat waktu yang
dibutuhkan Matahari menuju Aries lebih
singkat dibandingkan satu tahun siderik.
b.
Terjadinya
Pasang Surut Air Laut
Pasang surut atau pasut merupakan gerak naik turunnya muka laut
secara stabil yang disebabkan adanya gaya tarik Bulan dan Matahari. Perhitungan
matematis menunjukkan bahwa gaya tarik Bulan memengaruhi pasang-surut +/- 2,2
kali lebih kuat daripada gaya tarik Matahari. Karena kuatnya gaya tarik Bulan
membuat daerah yang dekat dengan Bulan akan tertarik membengkak hingga akan
tercipta pasang di daerah tersebut, saat itu juga bagian bola Bumi
dibelakangnya akan keadaan yang sama sedangkan yang tegak lurus pada poros Bumi
akan surut.
Jika seluruh permukaan Bumi tertutup oleh air secara rata dan hanya
Bulan yang memengaruhi Bumi maka akan terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dalam sehari. Namun karena sebagian permukaan bumi adalah daratan dan
bentuk muka bumi bawah laut yang beragam keadaan pasang-surut tersebut tidak
dapat terjadi. Bahkan, karena pengaruh
Matahari dan Bulan membuat Bumi relative selalu berubah dan pola
pasang-surutnya selalu berbeda-beda.
Jika Bulan dan Matahari berada di posisi garis lurus dengan Bumi
makan saat bulan muda atau purnama muncul, keduanya akan saling memperkuat atau
saling tarik menarik. Ini akan menciptakan keadaan yang disebut pasang-surut
purnama dengan tinggi air yang amat tinggi dan melebihi ukuran pasang biasanya
dan membuat keadaan surut yang sangat rendah. Tteapi jika Bulan dan Matahari
berada di posisi siku-siku terhadap Bumi, maka gaya tarik keduanya akan saling
meniadakan atau mengosongkan. Keadaan ini disebut Pasang-Surut Perbani dengan
ukuran pasut yang kecil.
Lintasan Bulan mengelilingi Bumi berbentuk bidang yang tidak
sebidang dengan ekliptika melainkan berbentuk elips dan Bumi terletak pada
salah satu titik api elips sehingga membuat keadaan Bulan bisa sangat dekat
atau sangat jauh dengan Bumi. Titik terjauh dinamakan apogea dan titik terdekat
dinamakan perigea. Sama juga keadaaan antara Bumi dan Matahari yang bentuknya
elips sehingga ada titik terjauh Bumi terhadap Matahari disebut aphelium dan
yang terdekat perhelium.
c.
Gerhana
Matahari dan Bulan
Terdapat sudut sebesar 5º yang memisahkan lintasan Bumi-Bulan
dengan Bumi- Matahari. Titik potong antara kedua bidang tersebut disebut
simpul. Garis simpul tidak tetap tetapi mengalami perputaran dengan periode 19
tahun. Berarti bahwa ketika matahari sudah berada pada simpul maka untuk
berikutnya simpul tidak akan lurus kembali ke Matahari dan sudut akan semakin
besar dan akan kembali menunjukkan ke Matahari setelah berputar 360º dalam 19
tahun.
Ketika Bulan beroposisi (Matahari-Bumi-Bulan) dan terletak di
simpul lintasan maka akan terjadi peristiwa gerhana Bulan total dimana Bulan
akan masuk ke dalam umbra Bumi. Tetapi jika yang masuk ke umbra hanya sebagian Bulan
purnama maka akan terjadi gerhana Bulan sebagian (partial). Sebelum memasuki
umbra maka akan berada pada daerah penumbra sehingga disebut gerhana panumbra.
Gerhana Matahari terjadi pada siang hari saat Bulan berkonjungsi
atau Bulan berada dekat dengan Matahari (Matahari-Bulan-Bumi). Dimana Bumi
sudah mendapatkan umbra Bulan sehingga cahaya Matahari tidak berada di daerah
Bumi, ini disebut gerhana Matahari total. Sedangkan daerah yg mendapat panumbra
Bulan akan mengalami gerhana Matahari parsial. Terdapat pula gerhana Matahari
cincin dimana posisi Bulan dan Bumi berada satu garis lurus sehingga kerucut
baying-bayang Bulan tidak mengenai Bumi dan jaraknya lebih pendek dari jarak
Bumi ke Bulan. Sehingga yang akan terlihat adalah Bulan lebih kecil dari Matahari
dan posisinya berada di dalam Matahari dan bagian Matahari yg tersisa hanya
berupa lingkaran berbentuk cincin.
F. Penerapan bagi siswa SD
Untuk menjelaskan konsep sistem tata surya, rotasi, dan revolusi bumi
kepada siswa SD dengan jelas, Anda dapat menggunakan pendekatan yang didukung
dengan contoh konkret dan aktivitas interaktif. Berikut adalah cara untuk
menjelaskan konsep-konsep ini secara terperinci:
1.
Sistem Tata Surya
·
Mulailah dengan
memperkenalkan konsep sistem tata surya sebagai kumpulan planet, bintang,
satelit, debu, dan gas yang terikat oleh gaya tarik gravitasi.
·
Gunakan model miniatur tata
surya atau gambar yang menunjukkan planet-planet yang mengelilingi matahari.
·
Jelaskan peran matahari
sebagai bintang pusat tata surya yang memberikan energi kepada planet-planet.
2.
Rotasi Bumi
·
Jelaskan bahwa rotasi bumi
adalah gerakan bumi berputar pada sumbunya sendiri.
·
Gunakan bola dan lampu
untuk menunjukkan bagaimana rotasi bumi menyebabkan pergantian siang dan malam.
·
Diskusikan konsep waktu
lokal dan perbedaan zona waktu yang disebabkan oleh rotasi bumi.
3.
Revolusi Bumi
·
Terangkan bahwa revolusi
bumi adalah gerakan bumi mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips.
·
Gunakan model sederhana dan
gambar untuk mengilustrasikan bagaimana revolusi bumi memengaruhi musim yang
kita alami.
·
Diskusikan perbedaan antara
musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi akibat revolusi bumi.
4.
Aktivitas Praktis
·
Berikan aktivitas
interaktif seperti membuat model tata surya, mengamati langit malam untuk
mengidentifikasi planet, atau melakukan eksperimen sederhana tentang rotasi
bumi.
·
Ajak siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam aktivitas ini untuk memperkuat pemahaman mereka.
Dengan menggunakan contoh konkret, visualisasi yang jelas, dan aktivitas
praktis, siswa SD akan lebih mudah memahami konsep sistem tata surya, rotasi,
dan revolusi bumi. Pastikan untuk menyelaraskan penjelasan Anda dengan tingkat
pemahaman siswa dan berikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya. Semoga
penjelasan ini membantu Anda dalam mengajarkan konsep-konsep sains ini dengan
lebih efektif kepada siswa SD. Jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut,
jangan ragu untuk bertanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tata Surya, dengan Matahari sebagai pusatnya,
dan planet-planet serta benda langit lain yang mengitarinya, adalah sistem yang
kompleks dan menakjubkan. Bumi, salah satu planet dalam tata surya, melakukan
rotasi dan revolusi yang memiliki dampak signifikan bagi kehidupan di dalamnya.
Rotasi bumi menyebabkan terjadinya
siang dan malam, perbedaan waktu di berbagai wilayah, serta efek Coriolis yang
memengaruhi arah angin dan arus laut. Sementara itu, revolusi bumi menghasilkan
perubahan musim dan perbedaan panjang siang dan malam di berbagai bagian bumi.
Pemahaman tentang tata surya, rotasi
bumi, dan revolusi bumi merupakan hal yang penting untuk menjaga
keberlangsungan kehidupan di planet kita. Melalui penelitian lebih lanjut, kita
dapat terus memperdalam pengetahuan kita tentang alam semesta dan bagaimana
kita dapat menjaga bumi agar tetap lestari untuk generasi mendatang.
Dengan demikian, studi tentang tata
surya, rotasi, dan revolusi bumi bukan hanya memperkaya pengetahuan kita
tentang alam semesta, tetapi juga memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga
planet kita sebagai rumah bersama.
B. Saran
Untuk mempelajari lebih lanjut
tentang tata surya, revolusi, dan rotasi bumi, disarankan untuk membaca
buku-buku dan artikel ilmiah, mengunjungi museum sains, atau mengikuti program
edukasi astronomi.
DAFTAR PUSTAKA
Imran, A., Amini, R., & Fitria, Y. (2021). Pengembangan
Modul Pembelajaran IPA Berbasis Model Learning Cycle 5E di Sekolah Dasar. Jurnal
basicedu, 5(1), 343-349.
Amini, R. (2017). The
Development Of Integrated Learning Based Students̢۪ Book To Improve Elementary
School Students̢۪ Competence. Unnes Science Education Journal, 6(2).
Yati, W., & Amini,
R. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Cooperative Learning Tipe
Turnamen Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(1),
158-167.
Zairmi, U., Fitria, Y., & Amini, R. (2019). Penggunaan
Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 3(4), 1031-1037.
Amini, R., & Saniyah, S. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran
IPA Berbasis Picture And Picture di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2),
835-841.
Amini, R. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Konsep
Dasar IPA SD Menggunakan Pendekatan SAVI. Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 15(1), 34-39.
:
Usmeldi,
U., & Amini, R. (2019, February). The effect of integrated learning model
to the students competency on the natural science. In Journal of
Physics: Conference Series (Vol. 1157, No. 2, p. 022022). IOP
Publishing.
Usmeldi, U., &
Amini, R. (2021). Pelatihan penggunaan KIT IPA dan pengembangan LKPD berbasis
praktikum untuk guru IPA. Jurnal Abdimas Prakasa Dakara, 1(2),
56-65.
Endarto, Danang.
(2014). Kosmografi. Yogyakarta:Ombak
Harris, M. (2008). Susunan Tata Surya
dan Beberapa Fakta Uniknya. Gramedia Blog, 57-74.
Harris,
M. (2020). Sistem Tata Surya: Definisi, Teori, Hingga Sistem Penyusunnya. Gramedia
Blog, 4-9.
Komentar
Posting Komentar