MAKALAH KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN SD
“Keterampiln Dasar Mengajar”
Disusun Oleh Kelompok 4:
Aufa Sadina Ayu (23129012)
Aulia Safitri (23129134)
Aura Izzatul Jannah (23129013)
Cindi voice gulo (23129015)
Dosen Pengampu:
Dra. Tin Indrawati, M.Pd
Dr. Dina Amsari, M, Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
T.A 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul “Keterampiln Dasar Mengajar” Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah.
Penulis menyadari
bahwa selama penulisan makalah ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yakni Dra. Tin Indrawati, M.Pd dan Dr. Dina Amsari, M, Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sampai makalah ini
selesai. Penulis juga banyak berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu memberikan aspirasi dan idenya dalam penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu.
Besar harapan
penulis mengenai referensi yang disiapkan, namun penulis sadar bahwa apa yang
disiapkan ini masih jauh dari harapan pembaca. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.
Padang, November 2024
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Keterampilan dasar
mengajar merupakan pondasi bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya dengan
efektif dan profesional. Guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar yang
kuat dapat menciptakan proses pembelajaran yang menarik, interaktif, dan
bermakna bagi siswa. Mereka mampu
mengelola kelas dengan baik, menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan
mudah dipahami, serta memotivasi siswa untuk belajar aktif.
Namun, dalam
praktiknya, tidak semua guru memiliki keterampilan dasar mengajar yang
memadai. Beberapa guru mungkin masih
kesulitan dalam mengelola kelas, menyampaikan materi pelajaran dengan efektif,
atau memotivasi siswa. Hal ini dapat
berdampak pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu,
penting bagi guru untuk memahami dan menguasai keterampilan dasar
mengajar. Keterampilan dasar mengajar
yang kuat akan membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan lebih
profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Dengan memahami
konsep dan strategi pengembangan keterampilan dasar mengajar, diharapkan para
guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan membantu siswa
mencapai hasil belajar yang optimal.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian dari keterampilan dasar mengajar ?
2.
Apa sajakah jenis-jenis keterampilan dasar mengajar
yang dimiliki seorang guru?
3.
Mengapa keterampilan
dasar mengajar itu penting bagi seorang guru ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan dasar
mengajar.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dasar mengajar
yang harus dimiliki seorang guru.
3.
Untuk mengetahui pentingnya keterampilan dasar mengajar
bagi seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering digandengkan
dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar
mengajar” (KBM), proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua
istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian
jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang
melibatkan 2 unsur yaitu belajar dan mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan oleh guru, dosen, atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah
lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau pelajar.
Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa atau pelajar
merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fokus
pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur
belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan
mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak
pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada
pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan
sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, atau
instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari
mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam
mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur
kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang
memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang
dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama
bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang
dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar
yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah
“menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar
sebagai proses menyampaikan, selain upaya
menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang
dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi
tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan),
sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan
berkembang secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian
mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola
lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontemporer) keduanya
sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya
pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan/kecakapan atau
yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku
tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang
kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses
menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada
pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara
“mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok
yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai
materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to
teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan
sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang
lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan
nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang khusus (most spesifis
instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau
instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan
beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus
dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam
melakasanakan tugasnya.
B.
Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar Yang Dimiliki Seorang Guru
1.
Keterampilan Bertanya
Bertanya
merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran,
yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan
instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui
keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus
dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan
demikian, guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan
instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan
guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan
siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di
tingkatkan.
Keterampilan bertanya
dibedakan atas : keterampilan bertanya
dasar, mempunyai beberapa
komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan,
sedangkan ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang
mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa.
Keterampilan bertanya
dasar terdiri atas komponen-komponen:
·
Pengajuan pertanyaan secara jelas dan
singkat
·
Pemberian acuan
·
Pemusatan
·
Pemindahan giliran,
·
Penyebaran
·
Pemberian waktu berpikir, dan
·
Pemberian tuntunan
Keterampilan bertanya lanjut
terdiri dari komponen:
·
Pengubahan tuntutan
kognitif dalam menjawab
pertanyaan
·
Pengaturan urutan
pertanyaan
·
Penggunaan pertanyaan pelacak, dan
·
Peningkatan terjadinya interaksi.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap
suatu pokok bahasan
atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d. Mengembangkan cara belajar
siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g. Menguji dan mengukur
hasil belajar siswa.
h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai
keterampilan bertanya. Alasan itu antara lain:
Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode
ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan
siswa adalah penerima informasi. Oleh karena itu, siswa bersikap pasif dan
menerima, tanpa keinginan dan keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang
menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan
belajar mengajar menjadi lebih bervariasi dan siswa dapat berfungsi sebagai
sumber informasi.
Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak
untuk bertanya sehingga keinginan anak
untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti
ini menular ke dalam kelas.
Kesempatan bertanya yang diberikan
oleh guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan
guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan
pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual. Salah satu
ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi
jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah
keinginan siswa untuk bertanya.
Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajkukan guru hanya berfungsi
untuk menguji pemahaman siswa. Turney (1979) mengindentifikasi 12 fungsi pertanyaan. Keduabelas fungsi tersebut antara lain:
1.)
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik
2.)
Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
3.)
Menggalakkan penerapan
belajar aktif
4.)
Merangsang siswa memberikan pertanyaan sendiri
5.)
Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar
dapat berlangsung secara maksimal
6.)
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7.)
Mengomunikasikan dan
merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran
8.)
Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yang diberikan
9.)
Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses
berpikir
10.)
Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru
11.)
Memberi kesempatan untuk belajar
berdiskusi
12.)
Membentu siswa menyetakan perasaan
dan pikiran yang murni
2.
Keterampilan
Menjelaskan
Keterampilan
menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik.
Tujuan kegiatan
menjelaskan
a.
Membantu siswa memahami berbagai
konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara objektif dan bernalar.
b. Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses pembelajaran.
c. Meningkatkan
keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berfikir yang
sistematis.
d. Mendapatkan
balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang dijelaskan
dan untuk mengatasi salah pengertian.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati proses penalaran
dalam penyelesaian ketidakpastian.
Komponen-Komponen keterampilan menjelaskan
1.
Keterampilan merencanakan penjelasan
Merencanakan
isi pesan, meliputi menganalisis terlebih dahulu terhadap masalah secara
keseluruhan, jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dibicarakan, memahami
terlebih dahulu tentang penerapan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai
dengan masalah yang ada.
2.
Menganalisis karakteristik penerima pesan
Merencanakan
suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang
disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan audiens yang
mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial
dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam
merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan faktor-faktor
tersebut di atas.
3.
Keterampilan menyajikan penjelasan
a. Kejelasan
b. Penggunaan contoh
dan ilustrasi
c. Pemberian tekanan
d. Balikan
Prinsip-prinsip menjelaskan
Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik. Penjelasan harus
diselingi tanya jawab dan materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran serta harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
Dalam menjelaskan harus disertai
dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan:
·
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang, dan jelas.
·
Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih
dahulu.
·
Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.
·
Dalam menjelaskan sertai dengan contoh
dan ilustrasi.
·
Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahama peserta didik melalui
pertanyaan- pertanyaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan pondasi bagi
seorang guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan efektif. Guru yang memiliki keterampilan dasar
mengajar yang kuat mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik,
interaktif, dan bermakna bagi siswa.
Keterampilan dasar mengajar meliputi berbagai aspek, seperti
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menyampaikan materi
pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan umpan balik, dan
keterampilan mengelola kelas.
Dengan memahami konsep dan strategi
pengembangan keterampilan dasar mengajar, diharapkan para guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan membantu siswa mencapai hasil
belajar yang optimal. Peningkatan
kualitas pembelajaran akan berdampak positif pada perkembangan siswa, baik
dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun karakter.
Penting bagi guru untuk terus
mengembangkan keterampilan dasar mengajar mereka agar dapat memberikan yang
terbaik bagi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan
bermakna.
B.
Saran
Dengan
demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penjelasan
maupun dalam penulisan kami mohon maaf, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat sumber rujukan sehingga menjadikan apa yang kami buat ini
lebih baik dimasa yang akan datang dan kepada pembaca makalah ini diharapkan
untuk lebih banyak mencari sumber referensi lainnya terkait judul makalah kami,
karena sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan dan Moedjiono. 2010.
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rodaskarya.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta: Prenada Media. Usma, Uzar.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offest. Bahri, Djamarah Syaiful.2010.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.Jakarta: PT.Rineka Cipta
Sumantri, Mulyani.2001.Strategi Belajar Mengajar.
Bandung:CV. Maulana
Sukirman, Dadang. 2010. Keterampilan
Dasar Mengajar. D:\Pasca sarjana UPI\Strategi pembelajaran fisika\BAHAN\06
Keterampilan Dasar Guru\makalah ket das mengajar
Wati, Widya. 2010. Keterampilan Dasar
Guru, D:\Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran\Katerampilan Dasar Guru
Anonim. 2010. Delapan Kompetensi Dasar
Mengajar. ..\BAHAN\06 Keterampilan Dasar
Guru\Delapan Kompetensi Dasar Mengajar.htm
Rohani, Ahmad. 2004, Pengelola Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Komentar
Posting Komentar