Konsep Pokok Metode Yang Dipergunakan Dalam Pendidikan Ips SD
MAKALAH
PENDIDIKAN IPS SD
Konsep
Pokok Metode Yang Dipergunakan Dalam Pendidikan Ips SD
Dosen
Pengampu :
Dra.
Farida, S,M.Si
Dr.
Leni Zahara, S.Pd., MP
Seksi
23
BB 05
Disusun
Oleh :
Aura
Izzatul Jannah 23129013
Chintia
Regina Sidabutar 23129302
Demara
fitri 23129017
Khoirotun
Nissa. S 23129328
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2024
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya diakhir nanti.
Kami
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatnya baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan IPS SD dengan judul Konsep
Pokok Metode Yang Dipergunakan Dalam Pendidikan Ips SD
Dengan
terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai
seperti ini.
Akhir
kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam
penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta
referensi pembelajaran maupun inspirasi terhadap pembaca.
Padang,
8 Agustus 2024
Kelompok
3
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................ I
DAFTAR
ISI ............................................................................................. II
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ............................................................................. 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian,
Peranan dan Fungsi Kurikulum ................................... 3
B. Perkembangan
Kurikulum IPS SD ................................................. 6
C. Analisis
Konsep IPS Kelas 1 SD Kurikulum Merdeka ................... 9
PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................... 12
B. Saran
............................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SD memiliki peran penting dalam membentuk
karakter dan kecakapan hidup siswa.
Namun, metode pembelajaran yang diterapkan di kelas seringkali masih
berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Hal ini berdampak
pada kurangnya minat dan motivasi belajar siswa, serta kesulitan dalam memahami
konsep-konsep IPS yang abstrak.
Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD
dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif. Metode pembelajaran yang tepat dapat membantu
siswa dalam memahami konsep IPS secara lebih mendalam, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, dan melatih kemampuan komunikasi dan kolaborasi.
Makalah
ini bertujuan untuk membahas konsep pokok metode yang dipergunakan dalam
pendidikan IPS SD. Makalah ini akan
membahas berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas, serta
kelebihan dan kekurangan masing-masing metode.
Dengan memahami konsep pokok metode pembelajaran IPS, diharapkan para
guru dapat memilih dan menerapkan metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di SD.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep pokok metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan IPS
SD?
2.
Apa saja tantangan dan solusi dalam menerapkan metode pembelajaran IPS SD?
3.
Apa saja solusi untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan metode pembelajaran
IPS SD?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui konsep pokok metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan IPS
SD
2.
Mengetahui tantangan dan solusi dalam menerapkan metode pembelajaran IPS SD
3.
Mengetahui solusi untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan metode
pembelajaran IPS SD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode
Pembelajaran yang Digunakan Dalam Pendidikan IPS SD
1.
Metode Ceramah
Metode
ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana guru mengalihkan informasi kepada
sekelompok besar atau siswa dengan cara yang terutama bersifat verbal. ( Tjipto
Utomo dan Ruitjer ;1985:184 ). Ada tiga unsure di dalam metode ceramah, yaitu :
adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi; adanya guru yang
memberikan informasi secara lisan; dan adanya sejumlah informasi yang akan
disampaikan ke kelompok siswa. Metode ceramah ini juga memiliki keunggulan dan
kelemahan.
Adapun
keunggulan metode ceramah yaitu murah, mudah di sesuaikan, dapat mengembangkan
kemampuan mendengar para siswa, merupakan penguatan bagi guru dan siswa, dapat
mengkaitkan secara langsung isi pelajaran dengan siswa maupun guru pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun
kelemahan dari metode ceramah, yaitu cenderung terjadi proses komunikasi di
kelas yang sifatnya satuarah, cendrung kearah pembelajaran berdasarkan
keinginan guru atau yang disebut dengan guru sentries, menurunnya perhatian
siswa saat pembelajaran berlangsung bila ceramah dilakukan lebih 20 menit,
dengan ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka
waktu yang pendek, merugikan siswa yang mampu belajar sendiri dari pada
diceramahi secara klasikal, dan tidak efektif untuk mengajarkan ketrampilan
motorik dan menanamkan sifat kepada siswa.
Untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, TjiptoUtomo Ruijter
menyarankan agar guru bersedia menyadari apa kehendak akan dicapai dengan
ceramah yang diberikan dalam pelajarannya, enganalisis halhal yang dilakukannya
sebagai guru pada waktu memberikan ceramah, berlatih terus berceramah, karena
tidak satu perubahan pun yang berhasil dengan “ sekali jadi ”.
2.
Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok
dapat diartikan sebagai
format belajar mengajar
yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan
anggota yang lain dalam satu kelompok
guna menyelesaikan tugas-tugas secara bersama-
sama.
Adapun tujuan dari penggunaan metode diskusi kelompok yaitu memupuk kemauan dan kemampuan berkerja
sama bagi siswa,meningkatkan keterlibatan sosial emosional
siswa, meningkatkan perhatian
siswa terhadap pembelajaran. Peranan guru dalam pelaksanaan diskusi
kelompok yaitu sebagai pengelola, mengorganisir dan mengatur tempat duduk siswa; sebagai pengamat,
pengenal dan membantu siswa jika diperlukan; dan sebagai pemberi saran dan penilai.
3. Metode Penugasan ( pemberian tugas )
Metode penugasan
dalam pengajaran IPS adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar dan memberikan laporan
sebagai hasil tugas yang dikerjakan. Didalam metode penugasan memiliki kelibihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari
metode penugasan ini yaitu relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA), mengembangkan sifat kemandirian
pada diri siswa, memperdalam materi pembelajaran, merangsang gairah belajar siswa, mengembangkan kreativitas melatih rasa tanggung jawab pada dirisiswa dan mengembangkan
kreativitas dan aktivitas siswa.
Adapun kelemahan
dari metode ini yaitu kadang-kadang tidak terjadi ke relevanan
antara tugas dengan materi yang dipelajari, kurang adanya respon bagi guru dan pengerjaan tugas kurang kontrol
bila dilaksanakan di luar
jam pelajaran.
4. Metode Tanya
jawab
Metode
Tanya Jawab adalah sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan
oleh guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga
dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa. Ada beberapa
alasan mengapa seorang guru menggunakan metode Tanya jawab dalam proses pembelajaran IPS, yaitu
membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan
siswa terhadap isi permaslahan yang sedang dibicarakan, sehingga mendorong minat siswa yang berprestasi dalam proses belajar
mengajar; membangkitkan, mendorong, menuntun dan atau membimbing pikiran siswa yang sitematis,kreatif, dan kritis pada diri
siswa; membangkitkan keterlibatan mental siswa, dengan menjawab pertanyaan dalam proses belajar
mengajar, sehingga dapat
mewujudkan cara belajar siswa aktif; memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengekspresikan diri; dan memberikan kesempatansiswa menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
Tujuan pemakaian
metode tanya jawab yaitu mengecek
pemahaman siswa sebagai
dasar perbaikan proses pembelajaran, membimbing siswa untuk memperoleh suatu keterampilan yang
kognitif maupun sosial, memberikan
rasa aman kepada siswa melalui
pertanyaan yang dipastikan menjawabnya, mendorong siswa untuk melakukan penemuan (inquiri) dalam memperjelas suatu
masalah dan membimbing dan mengarahkan jalannya
diskusi kelas.
5. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar
yang secara sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan,
proses atau prosedur
yang dilakukan oleh guru atau
orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa. Metode demonstrasi disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisan atau peragaan secara tepat. Adapun tujuan dari
penerapan metode demonstrasi adalah untuk menggunakan prosedur tertu dalam mengajar (prosedur
kerja, prosedur pelaksanaan), meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa, dan meningkatkan aktivitas siswa dalam menggunakan prosedur.
Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi :
a.
Persiapan: menentukan
adanya kesesuaian antara metode dengan tujuan
yang akandicapai, menganalisa kebutuhan peralatan yang diperlukan, mencoba peralatan dan menganalisis waktu,
dan merangsang jenis-jenis besar tentang langkah-langkah demontrasi.
b.
Pelaksanaan : mempersiapkan peralatan dari bahan yang akan digunakan, memberikan pengantar tentang demonstrasi
yang akan dilaksanakan, dan eragakan
tindakan, proses sesuatu
yang disertai pelajaran.
c.
Tindak lanjut (follow
up) : mendiskusikan tentang beragam
tindakan (petunjuk), dan
emberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan. kegiatan sesuai dengan tindakan yang telah diragakan.
6.
Metode Karyawisata
Metode Karyawisata merupakan suatu kegiatan
belajar mengajar dimana siswa dibawa
ke suatu objek di
luar kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan
dengan materi pelajaran.Tujuan dari metode karyawisata yaitu agar siswa dapat membandingkan apa yang mereka
pelajari di dalam kelas secara teoritis dengan
keadaan nyata di lapangan atau membandingkan antara teori dengan praktik penggunaannya, menghilangkan kejenuhan belajar
siswa, dan sebagai
reaksi stabil belajar.
Kelebihan metode karyawisata yaitu siswa akan memperoleh pengalaman langsung, meningkatkan
minat perhatian siswa dalam
mempelajari sesuatu, dan memperkaya dan menyempurnakan pengetahuan
yang diperoleh siswadalam kelas. Kekurangan
metode karyawisata yaitu memelihara persiapan yang relative lama dan cukup matang, memerlukan sarana dan
biaya yang relative tinggi, biasanya persiapan
kurang matang untuk dapat menggabungkan tujuan, dan memiliki resiko. Langkah-langkah pelaksanaan metode karyawisata :
a. Persiapan : merumuskan tujuan pelaksanaan; membentuk
tempat, waktu, biaya
pelaksanaan; membentuk krituk
pelaksanaan dan pembagian tugas; dan empersiapkan lembar
observasi
atau
pertentangan-pertentangan untuk merekam data di lapangan.
b. Pelaksanaan : mengadakan pengawasan dan bimbingan terhadap
siswa, menunjukkan hal-hal
yang penting pada saat karyawisata yang berhubungan dengan materi pelajaran, menjaga ketertiban dan sopan santun
di lapangan, dan mencatat
hal-hal penting untuk bahan lapangan.
c. Tindak
lanjut : membuat laporan karyawisata untuk tiap kelompok atau tiap individu untuk bahan diskusi, melaksanakan
diskusi hasil karyawisata, dan kemudian membuat
laporan lengkap hasil diskusi.
7.
Metode
Simulasi
Metode simulasi
merupakan format interaksi
belajar mengajar dalam pengajaran IPS yang
didalamnya menampakkan adanya perilaku
pura-pura dari orang yang terlibat
dalam proses pembelajaran. Jenis-jenis simulasi yaitu permainan simulasi (simulation games), permainan
peran (role playing), dan sosio drama dan psiko
drama. Adapun tujuan dari penggunaan metode simulasi yaitu mendorong partisipasi dan pengembangan sikap siswa, engembangkan persuasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, menimbulkan interaksi yang sehat dan hangat
antar siswa, memperkenal dan melatih peranan kepemimpinan pada diri siswa,
dan memanfaatkan bakat dan kemampuan siswa sebagai sumber belajar.
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan metode simulasi yaitu memiliki situasi, masalah atau pemain yang tepat, mengorganisasi kegiatan
sehingga jelas dan tepat, memberikan
petunjuk yang jelas kepada siswa yang menjadi simulator, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitanya
dengan materipelajaran, membantu
mempersiapkan para pemain, menetapkan alokasi waktu, melaksanakan
simulasi sesuai yang telah direncanakan, mengadakan evaluasi terhadap
pelaksanaan simulasi, dan mengadakan kegiatan.
8.
Metode Discovery
Inquiry
Metode
Inquiri dan Discovery (mencari dan menemukan). Metode penemuan (discovery methode) sebagai prosedur yang
menekankan belajar secara individual, manipulasi
objek atau pengaturan atau pengondisikan objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau
penarikan kesimpulan dibuat. Adapun tujuan
dari metode penemuan adalah meningkatkan ketertiban siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, mengarahkan siswa sebagai
pelajar seumur hidup, mengurangi
ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran, dan melatih siswa memanfaatkan sumber informasi dalam lingkungan.
Langkah-langkah pelaksanaan dengan menggunakan metode penemuan menurut
Gilstrap, Richard Surachman
dan Dermo M. yaitu mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa; memilih konsep,
penertian dan prinsip
yang akan di pelajari; pemilihan
masalah dan bahan pembelajaran; menjelaskan tugas-tugas yang akan dilakukan dalam pembelajaran;
mempersiapkan alat-alat dan suasana belajar;
mengecek pemahaman siswa; melaksanakan proses penemuan dengan mengumpulkan
data; membantu dan membimbing siswa dalam menganalisa data; dan membentuk siswa dalam menemukan
masalah, kaidah, prinsip
dan ide-ide berdasarkan hasil penemuan.
9.
Metode Bermain Peran ( role playing )
Bermain adalah sebuah proses belajar melalui
bermain peran yang dapat mengembangkan pemahaman, dan identifikasi
terhadap nilai. Siswa dalam bermain peran
menempatkan diri pada posisi orang lain, apabila ia memenghayati peran itu, ia akan memahami
tidak saja apa yang telah dilakukan orang tersebut. Dalam bermain peran dituntut siswa yang berkualitas, yang diharapkan mampu menghayati posisi yang diinginkan. Siswa harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu informasi tentang tujuan
dan peran yang akan dimainkan, untuk itu perlu didiskusikan dulu dengan antar-anggota kelompok untuk membangun simpati terhadap suatu nilai, yaitu nilai
- nilai yang sudah dinyatakan secara lebih spesifik.
10.
Metode Social Drama ( socio drama)
Drama sosial merupakan bermain
peran yang berhubungan dengan isu sosial yang disebut
dengan Joyce and Well (1980 ; 254) dengan istilah
interpersonal conflict. Drama sosial hanya membatasi diri dari pada permasalahan yang berkenaan
dengan aspek sosial masyarakat. Permasalahan yang mungkin muncul antara siswa setelah
suatu sosial akan sama halnya dengan apa yang sudah dikemukakan
dalam bermain peran. Oleh karena itu, selain aspek positif yang tercapai dalam penanamannilai melalui
drama sosial, guru harus berupaya untuk menghilangkan aspek negatif yang mungkin terjadi.
2.2 Mengetahui
Tantangan Dalam Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD
Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) memiliki peran penting
dalam membentuk pemahaman siswa tentang dunia di sekitar mereka. Namun,
penerapan metode pembelajaran IPS di SD menghadapi berbagai tantangan yang
perlu diatasi agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
1. Keterbatasan
Sumber Daya:
·
Sumber Materi: Terbatasnya ketersediaan
buku teks dan materi ajar yang relevan dan menarik bagi siswa menjadi kendala
utama. Seringkali materi ajar yang tersedia kurang interaktif, sehingga siswa
merasa bosan dan kurang termotivasi.
·
Peralatan Pembelajaran: Keterbatasan
peralatan pembelajaran seperti peta, globe, komputer, dan akses internet juga
menghambat proses pembelajaran. Siswa
kesulitan untuk mevisualisasikan konsep-konsep IPS secara nyata, sehingga
pemahaman mereka menjadi kurang mendalam.
·
Ketersediaan Guru: Jumlah guru IPS yang berkualitas dan
berpengalaman di SD seringkali terbatas, sehingga beban mengajar menjadi berat
dan kualitas pembelajaran terpengaruh.
2. Kurangnya
Keterlibatan Siswa:
·
Motivasi: Siswa SD cenderung kurang
tertarik dengan pembelajaran IPS karena dianggap terlalu banyak hafalan dan
kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Mereka lebih tertarik dengan
kegiatan yang bersifat praktis dan menyenangkan.
·
Gaya Belajar: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda. Beberapa siswa lebih mudah
memahami konsep melalui visualisasi, sementara yang lain melalui pengalaman
langsung atau diskusi. Guru perlu
memahami gaya belajar setiap siswa untuk menciptakan metode pembelajaran yang
efektif.
·
Perbedaan Latar Belakang: Siswa berasal
dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang berbeda, sehingga tingkat
pemahaman dan kemampuan mereka dalam memahami IPS juga bervariasi. Guru dituntut untuk memberikan perhatian
khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
3. Kebutuhan
Adaptasi Guru:
·
Metode Pembelajaran: Guru perlu
beradaptasi dengan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif untuk
menarik minat siswa. Metode pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru
kurang efektif dalam membangun pemahaman dan keterampilan siswa.
·
Teknologi: Guru dituntut untuk menguasai
teknologi edukasi agar dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
IPS. Penggunaan teknologi dapat membuat
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
·
Kurikulum:
Guru harus memahami dan menguasai kurikulum IPS yang selalu
berkembang. Mereka perlu mengikuti
pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mereka.
4. Penggunaan
Teknologi:
·
Ketersediaan Akses: Tidak semua sekolah di
Indonesia memiliki akses internet yang memadai.
Hal ini menjadi kendala dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran
IPS.
·
Keterampilan Guru: Tidak semua guru memiliki keterampilan
teknologi yang memadai. Mereka perlu
mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai penggunaan teknologi edukasi dalam
pembelajaran IPS.
·
Kesenjangan Digital: Terdapat kesenjangan
digital antara siswa yang memiliki akses teknologi dan yang tidak. Guru perlu memastikan bahwa semua siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses teknologi edukasi.
2.3
Solusi untuk Mengatasi Tantangan Dalam Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD
1. Pemanfaatan
Teknologi:
·
Sumber Belajar Digital: Guru dapat
memanfaatkan sumber belajar digital seperti video edukasi, simulasi, game
edukasi, dan platform pembelajaran online untuk membuat pembelajaran IPS lebih
interaktif dan menyenangkan.
·
Media Sosial: Media sosial dapat digunakan sebagai platform
untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan membuat pembelajaran IPS lebih
kolaboratif.
·
Aplikasi Edukasi: Tersedia berbagai aplikasi edukasi yang dapat
membantu guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
IPS.
2. Pelatihan
Guru:
·
Metode Pembelajaran Inovatif: Guru perlu mendapatkan pelatihan tentang
metode pembelajaran inovatif seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
kooperatif, dan pembelajaran berbasis masalah.
·
Teknologi Edukasi: Guru perlu mendapatkan pelatihan tentang
penggunaan teknologi edukasi dalam pembelajaran IPS, seperti penggunaan
aplikasi, platform pembelajaran online, dan media sosial.
·
Kurikulum:
Guru perlu mendapatkan pelatihan tentang kurikulum IPS yang terbaru dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Pembelajaran
Berdiferensiasi:
·
Pembelajaran yang Diperlukan: Guru dapat menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa dalam kelas.
·
Gaya Belajar: Guru dapat menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa, seperti visual, auditori,
kinestetik, dan taktil.
·
Tingkat Kesulitan: Guru dapat memberikan tugas dan materi
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
4. Kolaborasi
dengan Siswa:
·
Perencanaan Pembelajaran: Melibatkan siswa dalam perencanaan
pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan dan minat mereka terhadap IPS.
·
Pembuatan Materi: Siswa dapat dilibatkan dalam pembuatan materi
pembelajaran, seperti membuat video, presentasi, atau poster.
·
Evaluasi:
Siswa dapat dilibatkan dalam proses evaluasi pembelajaran, seperti
memberikan feedback atau menilai kinerja teman sekelas.
5. Memanfaatkan
Sumber Daya Lokal:
·
Masyarakat: Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal
seperti museum, situs sejarah, dan tokoh masyarakat untuk memperkaya
pembelajaran IPS.
·
Alam:
Alam sekitar dapat menjadi sumber belajar yang efektif. Guru dapat mengajak siswa untuk mengamati dan
mempelajari alam, seperti sungai, gunung, dan hutan.
·
Budaya:
Budaya lokal dapat menjadi bahan pembelajaran yang menarik. Guru dapat mengajak siswa untuk mempelajari
berbagai tradisi, seni, dan budaya yang ada di lingkungan sekitar.
6. Meningkatkan
Motivasi Siswa:
·
Relevansi:
Guru perlu menghubungkan materi IPS dengan kehidupan sehari-hari siswa
agar mereka merasa termotivasi untuk belajar.
·
Interaksi:
Guru perlu menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan
agar siswa merasa betah dan tertarik untuk belajar.
·
Apresiasi:
Guru perlu memberikan apresiasi kepada siswa atas usaha dan prestasi
mereka dalam belajar IPS.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
Sekolah Dasar (SD), metode pembelajaran memiliki peran yang sangat penting
dalam memfasilitasi siswa untuk memahami konsep-konsep IPS dengan baik.
Berbagai metode pembelajaran dapat diterapkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai konsep pokok
metode pembelajaran tersebut, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang dinamis, interaktif, dan mendukung perkembangan pemahaman siswa terhadap
materi IPS. Penting bagi guru untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, gaya belajar siswa, dan konteks pembelajaran yang ada di SD.
Dengan demikian, pembelajaran IPS di SD dapat menjadi lebih efektif,
menyenangkan, dan membantu siswa memahami dunia sosial dan lingkungan sekitar
mereka dengan lebih baik.
Dalam konteks pendidikan IPS SD, pemilihan metode
pembelajaran yang tepat sangat berperan dalam menciptakan proses belajar yang
bermakna dan memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik dan sosial
siswa.
B. Saran
Dengan demikian makalah ini kami buat, apabila ada
kesalahan baik dalam penjelasan maupun dalam penulisan kami mohon maaf, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat sumber rujukan sehingga
menjadikan apa yang kami buat ini lebih baik dimasa yang akan datang dan kepada
pembaca makalah ini diharapkan untuk lebih banyak mencari sumber referensi
lainnya terkait judul makalah kami, karena sesungguhnya makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Rosidah A, Karim A, Pebriana P. 2023. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran. Cirebon: LOVRINZ PUBLISHING.
Marzuki. 2024. Telaah Kurikulum. Sumedang:
CV. Mega Press Nusantara.
Depdiknas. 2004. Panduan Pengembangan
Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan KTSP
di Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013: Konsep
dan Implementasi. Jakarta: Kemendikbud.
Mulyasa, E. 2014). Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kemendikbudristek. 2021. Kurikulum
Merdeka: Pedoman Implementasi. Jakarta: Kemendikbudristek.
Prasetyo, Z. K. 2022. Kurikulum Merdeka:
Konsep, Strategi, dan Implementasi. Yogyakarta: Andi Publisher.
Komentar
Posting Komentar